Rabu, 23 Februari 2011

SAR PLAN & EVAKUASI AIR DI TELUK BANTEN





JAKARTA – Hari kedua 2nd National SAR Challenge 2011 berlangsung semarak. Peserta mengerjakan dua materi, masing-masing SAR Plan (perencanaan operasi SAR) dan teknik evakuasi di air. Disini, tim harus mengaplikasikan Peraturan Kabasarnas Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Operasi SAR. Perencanaan SAR ini meliputi penentuan daerah operasi, luas perencanaan, pola perencanaan, menentukan SAR Unit, dan merencanakan evakuasi. Sedangkan teknik evakuasi di air yang berlangsung di Dermaga Teluk Banten itu dibuat scenario. Mulai ada laporan kapal tenggelam, 5 korban selamat dan 2 korban hilang. Tim SAR kemudian melakukan pencarian dengan menggunakan kapal Rigid Inflatable Boat (RIB) dilanjutkan dengan evakuasi korban dengan tandu spinal di air. Seluruh tim dari 24 Kantor SAR melakukan challenge ini dengan alokasi waktu 30 menit.


Sedangkan materi yang akan dihelat esok hari, Rabu (23/02/2011), tim SAR dari 24 Kantor SAR se-Indonesia itu akan menjalani uji kemampuan fisik. Mereka akan berlari, berenang, merangkak, melewati balok, dan menggendong korban dengan jarak tempuh 2,4 kilometer. Disinilah, fisik para rescuer (penyelamat) benar-benar dipertaruhkan.

Direktur Operasi dan Latihan (Diropslat) Marsekal Pertama Teddy Sutedjo SSos menegaskan, fisik para rescuer harus prima.
“Kemampuan fisik dan skill para rescuer menjadi syarat mutlak berhasil dan tidaknya sebuah operasi SAR. Dalam kondisi ekstrem, mereka harus bisa menyelamatkan diri sendiri dan orang lain,” tandasnya.



Diropslat menambahkan, lokasi 2nd National SAR Challenge 2011 Basarnas di Area Golden City, Bojonegara, Cilegon, Provinsi Banten sebenarnya bisa dibilang berat. Para rescuer sejak H-1, Minggu (20/02/2011), sudah membuat tenda di kawasan bekas pabrik yang jauh dari perkampungan itu. Untuk makan dan minum, tim yang berjumlah 8 orang itu harus mempersiapkannya sendiri. Mereka tetap tinggal di dalam tenda itu saat hujan deras mengguyur bahkan disertai angin kencang dari Teluk Banten yang menerpa seperti yang terjadi pada malam kedua kemarin.
“Situasi dan kondisi di tempat musibah atau bencana itu selalu berat, mereka sudah terbiasa dan harus membiasakan diri dengan situasi semacam itu,” lanjut Didi Hamzar SSos, MM, Kasubdit Siaga, Latihan & Standarisasi Ditopslat selaku Direktur Latihan pada 2nd National SAR Challenge 2011 Basarnas.




Team menggunakan RIB menuju lokasi musibah

kami senang,kami apresiated, ternyata sampai hari ketiga, para rescuer mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Ini bukti kalau mereka terus menerus mengasah dan meningkatkan kompetensinya,” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Basarnas menggelar 2nd National SAR Challenge 2011. Kegiatan ini diikuti oleh 24 Kantor SAR se-Indonesia. Ada 5 challenge (tantangan) yang harus yang harus dilaksanakan. Mulai test tertulis, keterampilan individu, perencanaan operasi SAR, operasi SAR air dan kemampuan fisik rescuer.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rescuer